.quickedit{ display:none; }

Kamis, 17 November 2016

LAPORAN FIELDTRIP (SIFAT FISIKA DAN ORGANOLEPTIK)

LAPORAN KAMI ASLI KAMI, ADA PADA LINK DOWNLOAD BERIKUT...
silahkan download dan cukup ganti sampul sesuai modif, sisanya utuh... sisa cetak.

DOWNLOAD LAPORAN ASLI (LENGKAP)

Note : kami juga melayani  jasa Instal Sistem operasi (Windows xp, 7, 8, 8.1, 10),

          jasa pengetikan : Makalah & Laporan

          jasa Service Ringan : Pc ( Komputer, Notebook, Netbook, Laptop), Printer, dan Gadget

 info lengkap : CS : 0823 (4647) 8656

                       PIN: 5D1FE36E

sistem Delivery order, pemilik sisa terima jadi di rumah. (Barru, segeri, mandalle, pangkep)

harga di jamin terjangkau..

SIFAT FISIKA DAN ORGANOLEPTIK
PT. PHILLIPS SEAFOODS INDONESIA
Dosen: Abdullah, S.Pi, M.Si








DiSusun Oleh:
IRHAM SAKKA
1522050132



AGRIBISNIS PERIKANAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat allah swt atas berkat rahmatnya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Field trip “SIFAT FISIKA DAN ORGANOLEPTIK PRODUK PERIKANAN“ ini dengan tepat waktu. salam dan salawat semoga tetap tercurah limpahkan kepada amirul mukminin rasulullah Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini penulis mengucakan terimah kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan  laporan ini  sehingga dapat tersusun sesempurna mungkin. Diluar dari ketidak sempurnaan penulis sebagai manusia biasa sehingga dalam penulisan laporan ini penulis sadari bahwa  belum sempurna         oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun yang ditunjukan terkhusus kpada pengasuh modul demi terbentuknya laporan ini sesuai dengan yang di harapkan. semoga laporan ini dapat bermamfaat bagi semua pihak terkhusus buat penulis peribadi.


Mandalle, 10 november 2016

                                                                                                                       Penyusun




A.      Klasifikasi rajungan
Dilihat dari sistematikanya, rajungan termasuk ke dalam:
Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Eumetazoa
Grade : Bilateria
Divisi : Eucoelomata
Section : Protostomia
Filum : Arthropoda
Kelas : CrustaceaSub Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Sub Ordo : Reptantia
Seksi : Brachyura
Sub Seksi : Branchyrhyncha
Famili : Portunidae
Sub Famili : Portunninae
Genus : Portunus
Spesies : Portunus pelagicus
B.            Perbedaan Kepiting dan rajungan
a.       Capit        :    Rajungan emiliki capit yang pipih dan panjang, sedangkan                             kepiting memiliki capit yang bulat dan besar
b.      Habitat    :    kepiting hidup di air payau, tawar, dan bisa juga hidup di air                           laut dengan kedalaman yang rendah, memungkinkan mudah                               untuk di temukan, tetapi rajungan hidup di kedalaman tertentu.
c.       Batok       :    batok atau kerapas kepiting lebih lebar dan kuat di banding                            dengan rajungan. Sedangkan bentuk batok pada kepiting, lebih                    bulat, dan pada rajungan berbentuk elips dengan ujungnya                                    yang runcing.
d.      Warna      :    warna atau corak pada kepiting biasanya monoton, tetapi pada                       rajungan memiliki banyak corak dan berbintik.
e.       Daging     :    daging rajungan pada umumnya tidak memiliki rasa, namun                           pada kepiting itu rasanya agak manis dan kenyal.
f.     Ketahanan       :           kepiting, lebih tahana lama bertahan tanpa                                                                air, di bandingkan dengan rajungan.
C.       Sifat fisika dan organoleptik
Penilaian tersebut umumnya di gunakan dengan meliputi panca indra. Dapaun penilaiannya ialah sebagai berikut:
1.      Penampakan (rupa/fisik)
      Pengamatan di ukur dari segi ada ada atau tidak adanaya sebab pengotor, warna (cemerlang atau kusam). Secara umum, semakin lama penyimpanan atau perebusan, maka tingkat warna akan menurun atau pudar.
2.      Bau (aroma)
      Di nilai dari ketajaman bau daging rajungan, segar atau kurang segar, bahkan sudah busuk. Pada produk perikanasn seperti rajungan, bau adalah merupakan para meter yang khas atau spesifik. Perubahan bau pada rajungan, dangant mudah di rasakan pada produk jika sudah rusak. Perubahan terhadap rajungan biasanya terbagi dua tahap, yakni hilangnya bau atau cita rasa asli, berkembangnya bau tidak normal, bisa berupa bau amoniak atau bau tengik.
3.      Tekstur
      Tekstur di amati dari parameter keadaan, kekompakan, dan kelembutan daging yang di peroleh. Pada penyimpanan rajungan mentah, akan mengalamai penurunan kadar tekstur. Cepat atau lamabatnya penurunan kadar tekstur pada daging, tergantung pada cara menyimpan dan tekhnologi yang di gunakan.
4.      Rasa
      Pengujian rasa pada rajungan, di lakukan dengan pengujian rasa manis terhadap daging. Menurut astawan (1995), rasa manis dari produk perikanan di bentuk oleh ionosin mono posfat (iMP), iMP berasal dari ATP (Adersosin Tri Posfat). Pada saat rigor mortis ADP di ubah menjadi IMP, namun pada saat rigor IMP di ubah jadi senyawa dan menghasilkan rasayang pahit, yaitu ionosin hipoxantin.
D.      Cara pengujian
Bahan baku utama pada pabrik pasteurisasi rajungan kaleng tersebut adalah berupa daging rajungan rebus yang diperoleh dari mini plant. Industri ini mempunyai permasalahan pada tahap penerimaan bahan baku dimana mutu bahan baku daging rajungan rebus yang diterima dari mini plant relatif bervariasi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan dengan suhu kamar terhadap perubahan mutu daging rajungan rebus. Adapun tujuan khususnya menentukan batas waktu penyimpanan daging rajungan rebus pada suhu kamar yang ditangani tanpa es, dengan melakukan uji organoleptik (penampakan, tekstur, bau) dan uji TVB serta melihat hubungan antara keduanya. Penelitian ini dilakukan di Mini Plant Unit dan Laboratorium Pasuruan PT. Phillips Seafood Indonesia selama bulan Juni - Juli 2001. Bahan baku utama yang digunakan adalah daging rajungan rebus yang terdiri dari jenis daging jumbo, special dan clawmeat, dengan waktu penyimpanan 0, 4, 8, 12, 16, 20 dan 24 jam. Analisis data untuk uji organoleptik dengan menggunakan statistik non parametrik yaitu uji Kruskal Wallis dengan uji lanjut Multiple Compansson pada selang kepercayaan 95% serta analisis regresi. Untuk melihat hubungan setiap jenis daging rajungan dengan waktu penyimpanan terhadap kadar TVB maka digunakan uji rancangan acak lengkap faktorial dengan uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95%. Selain itu juga digunakan analisis regresi. Analisis korelasi dilakukan untuk melihat hubungan antara nilai organoleptik dan nilai TVB. Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis diperoleh bahwa lama penyimpanan pada suhu kamar memberikan pengaruh yang berbeda terhadap nilai organoleptik setiap jenis daging rajungan rebus, dimana nilai organoleptik akan mengalami penurunan yang relatif lebih cepat seiring dengan bertambah lamanya waktu penyimpanan daging. Berdasarkan analisis regresi untuk nilai organoleptik dapat diketahui bahwa batas penyimpanan daging jumbo, special dan clawmeat adalah 5 jam. Penurunan nilai organoleptik pada daging claw lebih cepat dibandingkan pada jenis daging lainnya. Berdasarkan hasil analisis rancangan acak lengkap faktorial untuk uji TVB didapatkan bahwa faktor lama penyimpanan pada suhu kamar, faktor jenis daging rajungan dan interaksi diantara kedua faktor tersebut memberikan pengaruh yang nyata terhadap perubahan mutu ketiga jenis daging rajungan. Nilai rata-rata kadar TVB untuk ketiga jenis daging rajungan yang kurang dari 20 mg/lOOg daging diperoleh pada batas penyimpanan 12 jam untuk daging jumbo (17,9831 mg/lOOg) dan daging special (19,5720 mg/lOOg) sedangkan untuk clawmeat 8 jam dengan nilai TVB 13,4744 mg/lOOg. Peningkatan nilai TVB pada clawmeat lebih cepat dibandingkan pada daging jumbo dan special. Hubungan antara nilai organoleptik dengan nilai TVB berkorelasi negatif, dimana akan terjadi peningkatan nilai TVB dan penurunan nilai oraganoleptik dengan bertambah lamanya waktu penyimpanan daging rajungan. Nilai korelasi untuk daging jumbo adalah 0,9255, untuk daging special 0,9572 sedangkan clawmeat dengan nilai korelasi 0,9947. Dengan nilai korelasi yang cukup besar menunjukkan bahwa antara nilai organoleptik dengan nilai TVB mempunyai hubungan yang sangat erat.
                  BAB V
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Kepiting rajungan merupakan binatang yang persisi serupa, namun tidaklah sama, karena memiliki beberapa perbedaan dari segi : 1. Habitat, 2. Batok, 3. Capit, 4. Warna, 3. Daging, dan lainnya. Dan cara menilai dari sifat fisika dan organoleptik dari rajungan ialah melibatkan ketajaman indra yang di miliki. Dan yang menjadi aspek penilaian yaitu : 1. Penampakan fisik, 2. Bau, 3. Tekstur, dan 4. Rasa.
B.       Saran
Setelah mengertahui perbedaan rajungan dan kepiting, sekaligus mengetahui cara menilai sifat fisika dan organoleptik dari rajunan tersebut, di harapkan mahasiswa mampu menerapkan teori dan pengalaman dari field trip ini terhadap kehidupan sehari hari, baik mahasiswa itu sendiri maupun untuk orang lain.










Note : kami juga melayani  jasa Instal Sistem operasi (Windows xp, 7, 8, 8.1, 10),

          jasa pengetikan : Makalah & Laporan

          jasa Service Ringan : Pc ( Komputer, Notebook, Netbook, Laptop), Printer, dan Gadget

 info lengkap : CS : 0823 (4647) 8656

                       PIN: 5D1FE36E

sistem Delivery order, pemilik sisa terima jadi di rumah. (Barru, segeri, mandalle, pangkep)

harga di jamin terjangkau..

Untuk Laporan asli silahkan klik kata download berikut
DOWNLOAD LAPORAN ASLI (LENGKAP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar