PT.
PHILLIPS SEAFOODS INDONESIA
MIKROBIOLOGI
PRODUK PERIKANAN
Dosen :
Dr. Nur. Alam Kasim, S.Pi., M.Si
DiSusun Oleh:
IRHAM SAKKA
1522050132
AGRIBISNIS
PERIKANAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
2016
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kita panjatkan kehadirat allah swt atas berkat rahmatnya lah
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Field trip “SIFAT FISIKA DAN
ORGANOLEPTIK PRODUK PERIKANAN“ ini dengan tepat waktu. salam dan salawat semoga
tetap tercurah limpahkan kepada amirul mukminin rasulullah Muhammad SAW.
Pada
kesempatan ini penulis mengucakan terimah kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan laporan
ini sehingga dapat tersusun sesempurna
mungkin. Diluar dari ketidak sempurnaan penulis sebagai manusia biasa sehingga
dalam penulisan laporan ini penulis sadari bahwa belum sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun yang ditunjukan terkhusus kpada pengasuh modul demi terbentuknya laporan
ini sesuai dengan yang di harapkan. semoga laporan ini dapat bermamfaat bagi
semua pihak terkhusus buat penulis peribadi.
Mandalle, 10 november 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Produk perikanan sangat
bermamfaat bagi kesehatan. Terlebih lagi produk perikanan air laut. Pada produk
perikanan air laut, dapat di katakan memiliki kandungan gizi yang komplit, yang
sangat di butuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan kecerdasan otak.
Pada PT. PHILIPS SEAFOOD
INDONESIA, mengolah produk perikanan berjenis rajungan, yang kandungan gizi
serta mamfaat lainnya sangat tinggi, serta bernilai ekonomis.
B.
Tujuan
Untuk mengetahui Komposisi yang terdapat pada produk
rajungan di PT. PHILIPS SEAFOOD INDONESIA
C.
Rumusan Masalah
Seperti apakah komposisi Mikrobiologi pada daging rajungan
di PT. PHILIPS SEAFOOD INDONESIA ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dilihat dari
sistematikanya, rajungan termasuk ke dalam:
Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Eumetazoa
Grade : Bilateria
Divisi : Eucoelomata
Section : Protostomia
Filum : Arthropoda
Kelas : CrustaceaSub Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Sub Ordo : Reptantia
Seksi : Brachyura
Sub Seksi : Branchyrhyncha
Famili : Portunidae
Sub Famili : Portunninae
Genus : Portunus
Spesies : Portunus pelagicus
Dari beberapa jenis kepiting yang dapat berenang (swimming crab), sebagian besar merupakan jenis rajungan
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan tempat
Hari/Tanggal : SELASA , 08 november
2016
Waktu : 04.45-Selesai
Tempat : PT. PHILIPS
SEAFOOD INDONESIA
B. Adapun
alat dan bahan dalam kegiatan field trip ini yaitu :
1.
ALAT
DAN BAHAN
2.
Kertas HVS
3.
Alat tulis menulis (Kertas HVS dan Pulpen)
4.
Almamater
C. Metode
pelaksanaan
Dalam penelitian ini, data dikumpulkan berdasarkan
metode:
1. Tinjauan
kepustakaan.
2. Penelitian
lapangan
3. Metode
wawancara
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Klasifikasi rajungan
Dilihat dari
sistematikanya, rajungan termasuk ke dalam:
Kingdom
: Animalia
Sub
Kingdom : Eumetazoa
Grade
: Bilateria
Divisi
: Eucoelomata
Section
: Protostomia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: CrustaceaSub Kelas : Malacostraca
Ordo
: Decapoda
Sub
Ordo : Reptantia
Seksi
: Brachyura
Sub
Seksi : Branchyrhyncha
Famili
: Portunidae
Sub
Famili : Portunninae
Genus
: Portunus
Spesies
: Portunus pelagicus
B. Mikrobiologi
Pada Rajungan
Rajungan adalah
produk perikanan yang mudah mengalami proses pembusukan sesuai dengan
kodratnya, yakni mahluk yang memiliki kandungan air yang banyak. Proses
pembusukan ini di mulai setalah jenis ini mengalami kematian, kemudian bakteri
mulai merusak daging dan segala yang ada pada dirinya. Tobin dan Mc Cleskey di
dalam vieger dan Novak (1961) flora dan bakteri dari daging rajungan segar
hasil tangkapan menggambarkan lingkungan dimana kepiting tersebut di tangkap
dan memperlihatkan kualitas serta jumlah bakteri yang berbeda beda tergantung
dari musim, kualitas air dal letak geografis.
Dalam pengawetan
rajungan atau perikanan yang lainnya, semua usaha telah di lakukan untuk
memusnahkan atau setidak tidaknya menghambat pertumbuhan bakteri bakteri
merugikan, termasuk jenis mikro organisme liannya. Suhu lingkingan menjadi
salah satu syarat agar bakteri tetap hidup secara normal, dan suhu pada ikan
hidup masih rendah sehingga mikroorganisme itu tidak tumbuh dengan baik. Akan
tetapi, setelah heean atau rajungan itu mati, suhu hewan berangsur angsur naik
dan akan sewaktu waktu memungkinkan bagi pertumbuhan bakteri pembusuk.
1.
Mikroba Pembusuk.
Secara umum bakteri gram negativ dari
golongan pseudumonas dan achromobacter yang dapat menghasilkan
asam dan aldehid adalah yang memegang peran besar dalam pemususkan ikan, di
susul oleh flavobacterium. Ketiga
bakteri ini menyebabkan hasil perikanan menjadi basi, dan makin lama akan
menbusuk. Golongan Lactobateriaceae dan
pediocoaccus midalnya P.halophilus dan P. Cereviceae dapat menimbulkan timbulnya asam bebas. Dari golongan
bakteri lactobasili, koki, dan streptokoki, dan yeast yang dapat menyebabkan kerusakan dengan menghasilkan asam,
yaitu berperan dalam fermentasi asam laktat dari gula. Bacteri leuconostoc mecenteroides dapat mengubah
gula reduksi menjadi dekstran yang dapat menutupi seluruh permukaan tubuh
berupa lendir. Telah di ketahui pula, golongan pseudomonans dapat memecah rangkaian karbohidrat dengan enzim enzim
oksidase yang di hasilkan kemudian menghasilkan pewarnaan pada ikan.
Kepiting/rajungan segar yang kemudian
mengalami pengawetan membawa bakteri patogen yang berasal dari lingkungan laut.
Clostridium batulinum type E,
merupakan jenis umum yang paling sering di temukan di dalam lingkungan laut. Vibrioumumnya juga di temukan pada
lingkungan laut dan merupakan flora alami hewan laut. Di samping itu terdapat
sejumlah bakteri patogen dari lingkungan yang dapat mengkontaminasi daging
selama proses seperti salmonella, E. Coli
Patogen, yersinia, Listeria, dan Campylobacter.
2.
Mikroba Patogen
Kepiting, dan rajungan memiliki banyak
kandungan Bacillus, Micrococcus, Pseudomonas,
Flavobacterium, Alcaligenes, dan proteus.
Selain itu ada juga bakteri yang bersifat patogen seperti Clostridium, Shigella, dan Vibrio.
Banayak usaha untuk mengurangi bakteri
dari bagian luar bdan hewan, misal denga pencucian sebaik baiknya, penggunaan
es yang mengandung anti bakteri dan bermacam macam pemakaian zat kimia yang
lainnya. Namun cara cara tersebut umumnya mahal, dan memerlukan waktu yang
lama, walapun hasilnya kadang kadang cukup memeuaskan.
Selama penyimpanan dingin dari daging
rajungan, terdapat spesias bakteri yang menonjol yaitu : Moraxella, Pseudomonas, AcinotobacterFlavobacterium, Athrobacter,
Bacillus, Micrococcus, Staphylococcus, dan proteus yang ada selama proses merupakan sisa sisa yang berasal
dari rajungan atau kepiting mentah.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Rajungan adalah
produk perikanan yang mudah mengalami proses pembusukan sesuai dengan
kodratnya, yakni mahluk yang memiliki kandungan air yang banyak. Proses
pembusukan ini di mulai setalah jenis ini mengalami kematian, kemudian bakteri
mulai merusak daging dan segala yang ada pada dirinya. Tobin dan Mc Cleskey di
dalam vieger dan Novak (1961) flora dan bakteri dari daging rajungan segar
hasil tangkapan menggambarkan lingkungan dimana kepiting tersebut di tangkap
dan memperlihatkan kualitas serta jumlah bakteri yang berbeda beda tergantung
dari musim, kualitas air dal letak geografis.
Dalam pengawetan
rajungan atau perikanan yang lainnya, semua usaha telah di lakukan untuk
memusnahkan atau setidak tidaknya menghambat pertumbuhan bakteri bakteri
merugikan, termasuk jenis mikro organisme liannya. Suhu lingkingan menjadi
salah satu syarat agar bakteri tetap hidup secara normal, dan suhu pada ikan
hidup masih rendah sehingga mikroorganisme itu tidak tumbuh dengan baik. Akan
tetapi, setelah heean atau rajungan itu mati, suhu hewan berangsur angsur naik
dan akan sewaktu waktu memungkinkan bagi pertumbuhan bakteri pembusuk.
B. Saran
Setelah mengertahui kandunga
mikrobiologi pada rajungan tersebut, di harapkan mahasiswa mampu menerapkan
teori dan pengalaman dari field trip ini terhadap kehidupan sehari hari, baik
mahasiswa itu sendiri maupun untuk orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://google.co.id/q=pengaruh-Lama+Penyimpanan-Daging-Rajungan_(Portunus
pelagicus)_Rebus-pada+Suhu-Kamar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar