LAPORAN
FIELDTRIP
UNIT
PENGOLAHAN TEKNIS DINAS
Manajemen
Pembenihan Ikan
Dosen
: Dr. Mauli Kasmi, S.Pi, M.Si
Di
Susun Oleh:
FIRMANSYAH
1522
050 221
AGRIBISNIS
PERIKANAN
POLITEKNIK
PERTANIAN NEGERI PANGKEP
2016/2017
Laporan/makalah ini, dalam keadaan Abnormal, karena memang hanya untuk sekedar review saja.
jika anda ingin Laporan Asli dan Utuh, anda bisa menguduhnya dengan KLIK kata "UNDUH LAPORAN ASLI (LENGKAP)
di bawah ini
UNDUH LAPORAN ASLI (LENGKAP)
laporan tersaji, cukup GANTI SAMPUL sesuai kehendak anda.
Note : kami juga melayani jasa Instal Sistem operasi (Windows xp, 7, 8, 8.1, 10),
jasa pengetikan : Makalah & Laporan
jasa Service Ringan : Pc ( Komputer, Notebook, Netbook, Laptop), Printer, dan Gadget
info lengkap : CS : 0823 (4647) 8656
PIN: 5D1FE36E
sistem Delivery order, pemilik sisa terima jadi di rumah. (Barru, segeri, mandalle, pangkep)
harga di jamin terjangkau..
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr.Wb.
Puji
syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan KaruniaNya sehingga Laporan ini dapat disusun dengan baik dan lancar, tak
lupa pula kita kirimkan salam serta salawat kepada junjungan Nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam gelap gulita menuju alam yang
terang benderang seperti saat ini.
Laporan
ini membahas Pengelolaan Pembenihan Ikan Air Laut dari UNIT PENGOLAHAN TEKNIS
DINAS dengan mata kuliah Manajemen Pembenihan Ikan.
Semoga
dengan adanya Laporan ini dapat memberi manfaat bagi pembaca khususnya kepada
penyusun. Namun dalam makalah ini tentu masih banyak kekurangannya maka dari
itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi
kesempurnaan Laporan Ini.
Akhir
kata…
Wassalamu Alaikum Wr.Wb.
Mandalle,11 November 2016
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
.
B.
Tujuan
C.
Waktu dan tempat
a. Wakut
b. Tempat
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan
sangat potensial pada pengembangan komoditas perikanan baik tangkap maupun
budidaya. Bentangan tambak yang ada seluas 2.570 Ha sementara potensi budidaya
tambak seluas 5.000 Ha dan potensi budidaya pantai seluas 1.400 Ha.
Untuk memenuhi tingkat keberhasilan
pembenihan ikan maka pemerintah mengerahkan unit pengolahan teknis dinas yang
berpusat pada kota provinsi. Kemudian membentuk cabang ke kabupaten kabupaten
untuk mengetahui kondisi pembenihan dan budidaya ikan yang ada di pedesaan.
Salah
satu UPTD yang ada di kabupaten barru yang terletak pada ujung utara kabupaten
barru di kec.Malusetasi. Kab.Barru . UPTD ini bergerak untuk mensejahterakan
masyarakat dengan melakukan sosialisasi dan memberikan bibit ikan gratis kepada
masyarakat.
Awal mula UPTD ini bernama BBU (Balai Beli
Udang) pada tahun 2000 yang awalnya hanya melakukan jual beli udang, karena
melihat sector perikanan yang di barru maka BBU berubah nama menjadi UPTD untuk
mensosialisasikan pembenihan ikan karamba jaring apung. Di UPTD tersebut
terdapat pembudidayaan ikan baronang dikaramba jarring apung.
B. Pengelolaan pembenihan air laut
CARA
PEMBENIHAN BUDIDAYA IKAN BARONANG
Ikan baronang merupakan ikan air laut,
ikan air laut biasanya memiliki jumlah telur yang terlampau banyak karena di
lihat dari kondisi dilaut dengan banyaknya rantai pemangsa ikan-ikan kecil
membuat berbagai jenis ikan dilaut memiliki jumlah telur yang banyak.
Cara Pemijahan Budidaya Ikan Baronang
(Siganus sp). Baronang adalah ikan yang termasuk spesies siganus sp. jenis ikan
laut ini banyak diminati karena rasanya yang lezat. Di indonesia ikan baronang
(siganus sp.) terdapat 7 spesies diantaranya : Siganus javus, S.
argentinzaculatus, S. vermiculatus, S. guttatus, S. spinus, S. Rivulatus, dan
S. canaliculatus.
a.
Pemilihan induk ikan
baronang
Induk ikan
baronang yang di gunakan dapat berupa induk di pelihara dari keramba jaring
apung dan tambak atau hasil penangkapan dari alam.
Induk yang
memenuhi kriteria standar yaitu warna cerah, organ tubuh lengkap ( tidak cacat
), tubuh kenyal dan gerakan aktif. Sebelum induk di pelihara dalam bak
pemeliharaan induk terlebih dahulu diadaptasikan lingkungan terutama suhu dan
salinitas.
Ciri-ciri Indukan
Ikan Baronang
Ciri Ikan Baronang
Betina
•
Ikan Betina lebih besar
dari jantan
• Perut bagian bawah ikan betina lebih besar
• Lubang genital ikan baronang betina lebih
besar
• Ukuran baronang betina terutama matang
telur adalah panjang baku 130 - 210 mm
• Berat Betina > 300-450
• Jika bagian perut beronang diurut, cairan
keluar berwarna jingga dari lubang genital
b. Ciri Ikan Baronang Jantan
·
Ukuran baronang jantan
terutama matang telur adalah panjang baku 110 - 140 mm
·
Berat Jantan > 250
Metode
Pemijahan
Metode yang digunakan dalam pemijahan ada tiga macam, yakni pemijahan alami, pemijahan dengan stripping, dan pemijahan dengan rangsangan hormon.
1. Pemijahan alami Ikan Baronang
Induk ikan baronang umumnya memijah pada bulan gelap, waktu memijah sekitar petang menjelang malam atau dinihari menjelang subuh. Ikan baronang memijah umumnya pada bulan Februari s/d September.
2. Pemijahan Ikan Baronang dengan stripping
Stripping dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara kering dan cara basah.
Metode yang digunakan dalam pemijahan ada tiga macam, yakni pemijahan alami, pemijahan dengan stripping, dan pemijahan dengan rangsangan hormon.
1. Pemijahan alami Ikan Baronang
Induk ikan baronang umumnya memijah pada bulan gelap, waktu memijah sekitar petang menjelang malam atau dinihari menjelang subuh. Ikan baronang memijah umumnya pada bulan Februari s/d September.
2. Pemijahan Ikan Baronang dengan stripping
Stripping dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara kering dan cara basah.
•
Cara basah
Sel
telur dan sperma hasil stripping dicampur dalam air laut yang telah
disterilisasi dan dibiarkan selama + 10 menit, kemudian dicuci dan dipindahkan
ke dalam bak penetasan.
•
Cara kering
Sel
telur hasil stripping dari induk betina dicampur dengan sperma jantan,
pencampuran dilakukan dengan bulu ayam/bulu bebek, kemudian dibiarkan selama +
10 menit. Setelah itu dicuci dengan air laut yang telah disaring dan
disterilisasi, baru telur dipindahkan ke bak penetasan.
c. Penetasan telur
•
Persiapan
Bak
penetasan disiapkan dengan dibersihkan menggunakan bahan kimia chlorin dengan
dosis 200 ppm. Kualitas air seperti oksigen, pH, salintas, suhu, kecerahan,
kandungan gas dan logam berat harus dijaga agar tidak melebihi batas ambangnya.
•
Penetasan
Telur
yang dibuahi akan menetas dalam waktu 22 – 24 jam pada suhu air 26 – 28 0 C.
Telur yang tidak dibuahi akan tenggelam ke dasar bak.
d. Pemeliharaan Larva
Larva
yang dirawat dengan seksama terutama sesudah kuning telurnya habis. Pada tahap
ini larva diberi pakan hidup alami berupa chlorella sp, rotifera dan daging
ikan yang dicincang.
Dari beberapa macam jenis jasad pakan tersebut tidak diberikan secara bersamaan melainkan disusun menurut jadwal yang tertentu sesuai dengan perkembangan larva.
o Hari ke- 0 sd 10 , jenis pakan adalah Larva bivalvia
o Hari ke- 0 sd 30 , jenis pakan adalah Rotifera
o Hari ke- 5 sd 35 , jenis pakan adalah Nauplii artemia
o Hari ke-30 , jenis pakan adalah Copepoda (Tigriopus sp)
o Hari ke-30 , jenis pakan adalah Daging cincang
o Hari ke-40 , jenis pakan adalah Daging/udang/ikan
Dari beberapa macam jenis jasad pakan tersebut tidak diberikan secara bersamaan melainkan disusun menurut jadwal yang tertentu sesuai dengan perkembangan larva.
o Hari ke- 0 sd 10 , jenis pakan adalah Larva bivalvia
o Hari ke- 0 sd 30 , jenis pakan adalah Rotifera
o Hari ke- 5 sd 35 , jenis pakan adalah Nauplii artemia
o Hari ke-30 , jenis pakan adalah Copepoda (Tigriopus sp)
o Hari ke-30 , jenis pakan adalah Daging cincang
o Hari ke-40 , jenis pakan adalah Daging/udang/ikan
e.
Pengelolaan kualitas air
Air laut untuk pemeliharaan larva adalah
air laut yang sudah mengalami beberapa saringan, pertama melalui saringan pasir
kemudian saringan millipore yang berdiameter 10 dan 15 mikron. Pembersihan
tangki harus dilakukan secara periodik dengan menggunakan siphon (pipa
plastik), larva telah berumur antara 7 – 20 hari, dasar tangki harus
dibersihkan setiap 2 hari sekali, bila larva berumur di atas 21 hari
pembersihan dasar tangki dilakukan setiap hari.
f.
Pengendalian
Hama dan Penyakit
Ikan
baronang (S. guttatus) dapat terserang parasit sejenis dinoflagelata, yaitu
Amyloodinium
ocellatum.
• Organ
yang diserang adalah insang dan kulit. Ikan yang terinfeksi oleh parasit ini
menunjukkan gejala berenang megap-megap di permukaan, muncul warna merah di
sekeliling mulut, dan gejala anemia. Bahkan, jika terinfeksi berat, dapat
berakibat kematian pada ikan.
• Pencegahan
dan pengobatan, yaitu dilakukan perendaman dengan formalin 200 ppm selama satu
jam disertai aerasi kuat.
• Hal
ini disebabkan penggunaan formalin dengan dosis tinggi dapat menurunkan kadar
oksigen terlarut dalam air, selain ikan sangat sensitif terhadap formalin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B.
Saran dan kritik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar